Kamis, 11 Februari 2010

Tanggul Sungai Cimanuk

Puluhan titik tanggul yang kritis di sepanjang alur Sungai Cimanuk di Kab. Indramayu mengancam keselamatan warga sekitar. Jika tanggul yang belum diperbaiki itu sampai jebol, akan menyebabkan banjir bandang dan air sungai meluap  ke wilayah Kec. Jatibarang, terutama di sekitar kompleks pertokoan Pasar Jatibarang dan stasiun kereta api (KA).
Berdasarkan pemantauan ”PRLM”, selain titik tanggul kritis di belakang kompleks pertokoan Pasar Jatibarang, di beberapa wilayah lainnya terdapat tanggul kritis mulai dari Desa Gadel, Kecamatan Tukdana hingga Bendung Karet Bangkir, Kec. Lohbener. Bahkan, di antara belasan tanggul yang kritis ada di antaranya yang terputus.


Tarma, salah seorang warga di sekitar Kompleks Pasar Jatibarang mengungkapkan, kecemasan atas kemungkinan terjadinya terjangan banjir bandang dari arus Sungai Cimanuk telah lama dirasakan warga. Terutama sejak mengetahui adanya tanggul yang berada dalam kondisi kritis di beberapa titik.
“Salah satu titik tanggul lebar tanggulnya yang tersisa sekarang ini tinggal sekitar setengah meter akibat tanahnya tergerus arus sungai,” ungkap Tarma.
Menurut Tarma dan beberapa warga lainnya, jika titik tanggul kritis sepanjang sekitar seratus meter di belakang kompleks pertokoan Pasar Jatibarang sampai jebol, bisa menimbulkan bencana yang menelan banyak korban jiwa. Selain itu, bisa melumpuhkan sarana transportasi kereta api karena di dekat lokasi pasar terdapat Stasiun  Jatibarang.
Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Air pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan, dan Energi (PPSDA dan Distamben) Kab. Indramayu, Ir. Firman Muntako, mengakui bahwa kewenangan penanganan permasalahan tersebut bukan berada pada instansinya, melainkan ada pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Cimanuk Cisanggarung.  Dengan begitu, PPSDA dan Distamben Indramayu tidak dapat berbuat banyak.
Bahkan, menurut dia, Bupati Indramayu H. Irianto M.S. Syafiuddin sekitar Juli lalu pernah melayangkan surat ke BBWS untuk meminta segera dilakukan penanggulangan atau perbaikan tanggul yang kritis tersebut. Namun, hingga kini belum ada realisasi hingga menjadi dilema tersendiri bagi Pemkab Indramayu. (PR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar